JAKARTA - Harga kebutuhan pokok di Jawa Timur kembali mengalami perubahan pada Sabtu, 11 Oktober 2025. Fluktuasi harga ini menunjukkan kondisi pasar yang dinamis seiring dengan perubahan pasokan, permintaan, dan faktor ekonomi lainnya.
Mengetahui harga sembako terkini sangat penting bagi masyarakat. Sebab, pergerakan harga bahan pokok akan langsung berpengaruh terhadap pengeluaran rumah tangga setiap harinya.
Di sisi lain, perubahan harga sembako juga menjadi indikator kestabilan ekonomi dan ketersediaan pasokan di pasar daerah. Pemerintah daerah bersama pelaku pasar terus melakukan pemantauan agar harga tetap stabil dan terjangkau bagi semua kalangan.
Daftar Lengkap Harga Sembako Terkini di Jawa Timur
Sembako atau sembilan bahan pokok merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Bahan-bahan tersebut meliputi beras, gula, minyak goreng, daging, telur, susu, bawang, gas elpiji, dan garam.
Selain itu, beberapa komoditas tambahan seperti cabai dan sayuran juga menjadi perhatian utama masyarakat karena sering mengalami lonjakan harga yang signifikan. Berikut daftar harga sembako terkini di Jawa Timur pada Sabtu, 11 Oktober 2025 pukul 09.40 WIB berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo):
Beras Premium: Rp 15.172/kg
Beras Medium: Rp 12.937/kg
Gula kristal putih: Rp 16.271/kg
Minyak goreng curah: Rp 18.722/kg
Minyak goreng kemasan premium: Rp 20.041/liter
Minyak goreng kemasan sederhana: Rp 17.278/liter
Minyak goreng Minyakita: Rp 16.514/liter
Daging sapi paha belakang: Rp 119.665/kg
Daging ayam ras: Rp 35.388/kg
Daging ayam kampung: Rp 66.730/kg
Telur ayam ras: Rp 28.598/kg
Telur ayam kampung: Rp 47.266/kg
Susu kental manis merek Bendera: Rp 12.446/370 gr
Susu kental manis merek Indomilk: Rp 12.486/370 gr
Susu bubuk merek Bendera: Rp 42.093/400 gr
Susu bubuk merek Indomilk: Rp 41.658/400 gr
Garam bata: Rp 1.729/buah
Garam halus: Rp 9.518/kg
Cabai merah keriting: Rp 47.157/kg
Cabai merah besar: Rp 46.589/kg
Cabai rawit merah: Rp 30.105/kg
Bawang merah: Rp 33.601/kg
Bawang putih: Rp 29.999/kg
Gas elpiji 3 kg: Rp 19.932/tabung
Berdasarkan daftar tersebut, beberapa komoditas mengalami fluktuasi harga. Penurunan harga terjadi pada daging ayam kampung yang turun sekitar Rp 1.880 atau 2,74% dibandingkan hari sebelumnya.
Penurunan harga ini memberikan sedikit kelegaan bagi masyarakat yang mengandalkan bahan protein hewani tersebut dalam kebutuhan harian. Namun, harga bahan pokok lainnya masih cenderung stabil, meski sebagian tetap berada di level tinggi akibat faktor pasokan dan distribusi.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fluktuasi Harga
Naik turunnya harga sembako dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berkaitan. Salah satunya adalah perubahan permintaan dan penawaran di pasar yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Ketika permintaan meningkat sementara pasokan tetap atau berkurang, harga cenderung naik. Sebaliknya, jika stok melimpah dan permintaan menurun, harga bisa mengalami penurunan.
Selain itu, kondisi cuaca juga memainkan peran penting dalam menentukan kestabilan harga. Cuaca ekstrem, hujan berkepanjangan, atau bencana alam dapat memengaruhi hasil panen dan pasokan bahan pangan ke pasar.
Kebijakan pemerintah turut berpengaruh, terutama yang berkaitan dengan impor, pajak, dan subsidi. Misalnya, pembatasan impor bisa menyebabkan harga naik karena stok dalam negeri menipis.
Faktor berikutnya adalah biaya produksi dan distribusi. Kenaikan harga pupuk, bahan bakar, atau ongkos transportasi bisa meningkatkan biaya operasional produsen dan pedagang. Akibatnya, harga jual sembako ke konsumen ikut naik.
Tak kalah penting, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing juga memengaruhi harga barang impor. Jika nilai tukar melemah, harga bahan pokok impor seperti gula dan kedelai bisa meningkat.
Dampak Fluktuasi Harga bagi Masyarakat
Perubahan harga sembako, meski terlihat kecil, memiliki dampak besar terhadap daya beli masyarakat. Bagi keluarga berpenghasilan menengah ke bawah, kenaikan harga sedikit saja bisa mempengaruhi pola konsumsi dan prioritas kebutuhan.
Kenaikan harga bahan pokok juga dapat memicu inflasi, karena barang-barang tersebut merupakan komponen utama dalam pengeluaran rumah tangga. Jika inflasi tidak terkendali, kesejahteraan masyarakat bisa menurun.
Pemerintah daerah bersama instansi terkait terus melakukan pemantauan harga di berbagai pasar tradisional. Langkah ini bertujuan untuk memastikan tidak ada lonjakan harga yang berlebihan akibat spekulasi pedagang atau gangguan pasokan.
Selain itu, operasi pasar juga kerap digelar untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok penting seperti beras, minyak goreng, dan cabai. Dengan demikian, masyarakat tetap bisa memperoleh kebutuhan sehari-hari dengan harga yang wajar.
Pentingnya Pemantauan Harga oleh Konsumen
Bagi masyarakat, mengetahui harga sembako terkini bukan sekadar informasi, tetapi bagian dari strategi mengatur keuangan rumah tangga. Dengan mengikuti perkembangan harga setiap hari, konsumen bisa merencanakan pembelian dengan lebih bijak.
Masyarakat juga disarankan untuk membandingkan harga antar pasar atau toko sebelum membeli. Perbedaan harga kecil di satu tempat bisa memberi penghematan signifikan jika dilakukan secara rutin.
Selain itu, belanja di waktu yang tepat, seperti saat harga turun, dapat membantu mengoptimalkan pengeluaran bulanan. Konsumen juga dapat memilih alternatif produk lokal yang harganya lebih stabil dibandingkan produk impor.
Menjaga Stabilitas Harga dan Ketahanan Pangan
Pemerintah Jawa Timur terus berupaya menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan agar harga sembako tetap stabil. Program ketahanan pangan diperkuat dengan dukungan terhadap petani, nelayan, dan pelaku usaha mikro di sektor pangan.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat rantai pasok sekaligus menekan risiko lonjakan harga mendadak. Dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku pasar, dan masyarakat, kestabilan harga sembako dapat terjaga secara berkelanjutan.
Fluktuasi harga bahan pokok adalah hal yang wajar dalam ekonomi, namun pengawasan dan transparansi informasi menjadi kunci agar dampaknya tidak terlalu memberatkan masyarakat. Kesadaran konsumen dan kebijakan pemerintah yang adaptif akan menentukan keseimbangan pasar di masa mendatang.