JAKARTA - Manchester United mulai menata ulang strategi transfer mereka setelah dinilai terlalu sering mengambil keputusan tergesa-gesa pada musim-musim sebelumnya.
Direktur Sepak Bola MU, Jason Wilcox, menegaskan klub kini sudah meninggalkan pola lama yang penuh kekacauan dan lebih mengedepankan perencanaan matang.
Dalam wawancaranya bersama podcast Inside Carrington untuk MUTV, Wilcox menjelaskan bahwa perekrutan Senne Lammens di akhir bursa transfer musim panas bukan langkah panik. Ia memastikan keputusan tersebut telah melalui proses evaluasi mendalam, sesuai dengan kebutuhan tim dan arahan pelatih Ruben Amorim.
Setelah gagal menembus Liga Champions musim lalu, MU memang harus beroperasi dengan anggaran terbatas. Karena itu, pendekatan mereka berubah: bukan lagi soal jumlah pemain yang didatangkan, melainkan presisi dalam memilih yang benar-benar dibutuhkan.
Fokus utama Setan Merah adalah memperkuat lini serang, yang berujung pada perekrutan Matheus Cunha, Bryan Mbeumo, dan Benjamin Sesko.
Menariknya, keputusan mendatangkan Lammens dan meminjamkan Andre Onana ke Trabzonspor justru menjadi langkah yang dinilai tepat. Kiper muda Belgia itu kini sukses memantapkan diri sebagai pilihan utama di bawah mistar MU dan telah mendapat dukungan kuat dari fans di Old Trafford.
Perencanaan Matang Bersama Amorim
Wilcox menekankan bahwa ketenangan dan kejelasan arah menjadi kunci dalam bursa transfer kali ini. Tidak ada lagi keputusan tergesa atau spekulatif seperti yang kerap terjadi di masa lalu.
“Jendela transfer kali ini sangat tenang. Kami tahu rencananya, kami tahu pemain mana yang akan kami incar, dan area mana yang harus ditingkatkan,” ujar Wilcox. Ia menambahkan, setiap keputusan diambil melalui diskusi intens antara dirinya, Amorim, dan direktur olahraga Chris Vivell beserta tim analisis.
Menurut Wilcox, proses rekrutmen kini bersifat kolaboratif. Data, scouting, dan masukan pelatih menjadi satu kesatuan utuh dalam menentukan prioritas.
“Saya mengadakan pertemuan mingguan dengan tim rekrutmen untuk membahas profil, rentang usia, biaya, dan kesesuaiannya dengan kebutuhan tim. Ini adalah pendekatan yang sangat terpadu,” ujarnya.
Pendekatan sistematis ini, lanjut Wilcox, akan terus diterapkan agar Manchester United memiliki fondasi yang lebih stabil di masa depan, sekaligus menghindari kesalahan investasi yang kerap terjadi di era sebelumnya.
Fokus pada Kualitas dan Karakter Pemain
Dalam proses perekrutan, MU kini tidak hanya mempertimbangkan kemampuan teknis, tetapi juga karakter dan kepribadian calon pemain. Menurut Wilcox, klub ingin memastikan bahwa setiap pemain yang datang memiliki profesionalisme tinggi dan mampu menjaga gaya hidup sehat di luar lapangan.
“Ketika kami merekrut seorang pemain, ada banyak pihak yang terlibat. Kami memeriksa data, latar belakang pribadi, hingga gaya hidup mereka. Kami hanya mau pemain yang hidup bersih dan berkomitmen penuh,” jelasnya.
Ia juga menegaskan, keputusan untuk mendatangkan Lammens di hari terakhir bursa transfer bukan karena kekecewaan terhadap Onana. Keputusan itu murni berdasarkan kebutuhan tim dan hasil evaluasi panjang. Hal ini sekaligus menepis anggapan bahwa MU masih bertindak reaktif dalam menentukan kebijakan transfer.
Siapkan Langkah Selanjutnya di Bursa Musim Dingin
Setelah memperbaiki fondasi di lini belakang dan tengah, kini perhatian MU mulai tertuju pada sektor depan. Laporan terbaru dari Football Transfers menyebut bahwa Setan Merah tengah mengincar Vitor Roque, bintang muda Palmeiras, dengan nilai transfer sekitar €50 juta atau setara Rp960 miliar.
Meskipun sudah mendatangkan tiga penyerang baru musim panas lalu—Cunha, Mbeumo, dan Sesko—MU masih merasa perlu menambah variasi serangan. Roque dipandang sebagai investasi jangka panjang yang bisa memperkuat proyek regenerasi skuad Ruben Amorim.
Namun, Wilcox menegaskan bahwa setiap langkah akan tetap melalui proses evaluasi matang. Tidak ada lagi pembelian impulsif yang semata-mata untuk meredam kritik publik. “Kami belajar dari kesalahan masa lalu. Semua keputusan kini berbasis data dan diskusi tim, bukan emosi atau tekanan eksternal,” ujarnya tegas.
Kebijakan baru Manchester United menandai perubahan besar dalam cara mereka membangun tim. Setelah bertahun-tahun dikenal sebagai klub yang sering “nekat belanja”, MU kini beralih ke pendekatan berbasis analisis dan kolaborasi lintas departemen.
Di bawah koordinasi Jason Wilcox dan Ruben Amorim, klub tidak hanya mencari pemain berbakat, tetapi juga sosok yang sejalan dengan filosofi tim dan berkomitmen penuh terhadap profesionalisme.
Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa Manchester United kini lebih fokus pada perencanaan jangka panjang ketimbang popularitas instan di bursa transfer. Jika strategi baru ini berjalan sesuai harapan, Setan Merah berpeluang besar kembali menjadi kekuatan dominan di Inggris dan Eropa.