Basarnas Tegaskan Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny Tetap Dilanjutkan

Selasa, 07 Oktober 2025 | 15:31:06 WIB
Basarnas Tegaskan Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny Tetap Dilanjutkan

JAKARTA - Upaya evakuasi korban tragedi robohnya Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, terus dilakukan secara intensif. Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, menegaskan operasi SAR gabungan tidak akan dihentikan sampai seluruh korban berhasil dievakuasi.

“Operasi ini baru selesai setelah semua reruntuhan dipisahkan dan kita yakin tidak ada korban yang tertinggal,” ujar Syafii, Senin malam, 6 Oktober 2025. Pernyataan ini menunjukkan keseriusan tim SAR dalam menanggapi bencana yang menjadi perhatian nasional tersebut.

Tragedi di Ponpes Al Khoziny menjadi salah satu bencana dengan jumlah korban terbanyak sepanjang 2025. Presiden RI Prabowo Subianto pun ikut menyoroti proses evakuasi yang penuh tantangan ini.

Evakuasi Tetap Dilakukan Meski Risiko Tinggi

Proses evakuasi di lokasi melibatkan alat berat untuk membersihkan puing. Namun, bagian Sektor A1 dan A2 di area depan bangunan yang ambruk masih terhubung dengan struktur bangunan lama di sisi selatan. Kondisi ini menuntut kehati-hatian ekstra karena getaran sedikit saja dapat memicu runtuhan susulan.

“Permasalahannya di situ, karena kita tidak bisa mengangkat puing sembarangan. Getaran sedikit saja bisa memicu runtuhan susulan terhadap bangunan lama,” jelas Syafii. Hal ini menunjukkan risiko tinggi yang dihadapi tim SAR selama operasi berlangsung.

Meskipun medan evakuasi sulit dan berbahaya, seluruh tim bekerja selama 24 jam penuh dengan sistem shift. Strategi ini diterapkan agar seluruh korban dapat segera dievakuasi sekaligus memastikan lokasi aman untuk proses pencarian lanjutan.

Kolaborasi Tim SAR Gabungan

Operasi SAR di Ponpes Al Khoziny melibatkan ratusan personel dari berbagai unsur. Basarnas memimpin koordinasi bersama TNI, Polri, BPBD, relawan, dan unsur pemerintah daerah. Sinergi ini menjadi kunci agar proses evakuasi dapat berjalan efektif meski kondisi bangunan sangat rapuh.

Hingga Senin malam, proses evakuasi masih terus berlangsung. Tim SAR menghadapi tantangan besar dari struktur bangunan yang rapuh dan puing-puing yang sulit dijangkau. Meski begitu, komitmen untuk mengevakuasi seluruh korban tetap menjadi prioritas utama.

Menurut Syafii, operasi SAR akan dinyatakan selesai hanya jika dipastikan tidak ada lagi korban yang tertinggal di bawah reruntuhan. “Saat ini, operasi terus kita laksanakan tanpa henti, 24 jam penuh,” tegasnya.

Korban yang berhasil dievakuasi telah diserahkan ke pihak keluarga atau rumah sakit terdekat untuk proses identifikasi dan penanganan lebih lanjut. Meski begitu, tim SAR tetap memprioritaskan pencarian hingga seluruh korban berhasil ditemukan.

Selain itu, seluruh proses evakuasi di Ponpes Al Khoziny dilakukan dengan memperhatikan keselamatan tim. Struktur bangunan yang rapuh membuat setiap langkah harus diperhitungkan secara matang. Kesalahan kecil dapat berakibat fatal bagi keselamatan personel dan keberhasilan operasi.

Keberlanjutan operasi SAR ini menunjukkan keseriusan pemerintah dan aparat penegak hukum dalam menanggapi bencana dengan korban jiwa besar. Sinergi antara Basarnas, TNI, Polri, BPBD, dan relawan menjadi contoh koordinasi efektif dalam situasi darurat.

Pemerintah daerah dan pihak pesantren juga terlibat aktif memberikan informasi terkait kondisi lokasi dan identitas korban. Hal ini mempermudah tim SAR dalam mengefektifkan proses pencarian.

Proses pembersihan puing-puing di Ponpes Al Khoziny menjadi tahap terakhir yang menentukan keberhasilan operasi. Struktur bangunan yang menempel pada reruntuhan lama membuat pekerjaan ini membutuhkan kesabaran, ketelitian, dan peralatan memadai.

Hingga Senin malam, pihak Basarnas masih menempatkan sejumlah personel di lokasi untuk memantau situasi dan memastikan tidak ada risiko tambahan bagi masyarakat sekitar. Setiap tindakan di lokasi diawasi ketat demi keselamatan bersama.

Selain itu, operasi SAR juga menjadi momentum penting bagi peningkatan kesiapsiagaan bencana di wilayah Jawa Timur. Pengalaman menangani bencana ini dapat menjadi pelajaran berharga untuk mengantisipasi kejadian serupa di masa mendatang.

Tragedi Ponpes Al Khoziny mengingatkan pentingnya standar keselamatan bangunan, terutama fasilitas pendidikan. Pemerintah daerah diharapkan meninjau regulasi dan pengawasan untuk mencegah insiden serupa.

Dengan terus berjalannya operasi SAR, seluruh pihak yang terlibat berharap semua korban dapat ditemukan dan proses evakuasi selesai secepat mungkin. Penegasan bahwa operasi tidak berhenti sampai tuntas memberikan rasa aman bagi keluarga korban.

Tim SAR gabungan tetap bekerja keras dengan komitmen tinggi, meski menghadapi risiko besar. Setiap puing yang diangkat mendekatkan tim pada penyelamatan korban dan memastikan tidak ada yang tertinggal di lokasi.

Keseriusan pemerintah dalam menangani tragedi ini sekaligus menunjukkan komitmen negara dalam melindungi warganya. Operasi SAR yang berkelanjutan menjadi bukti bahwa setiap nyawa menjadi prioritas utama.

Terkini

Jadwal Simulasi TKA 2025 dan Link Soal Gratis

Selasa, 07 Oktober 2025 | 15:59:53 WIB

BPKH Buka Rekrutmen 2025, 11 Formasi Tersedia

Selasa, 07 Oktober 2025 | 15:59:49 WIB

PFN Rilis Film Romansa Budaya, Dukungan Gekrafs

Selasa, 07 Oktober 2025 | 15:32:40 WIB

Jawara Kustomfest 2025: Low Rider dan Shovelhead Gahar

Selasa, 07 Oktober 2025 | 15:32:39 WIB