Pertamina Siap Pasok Base Fuel ke SPBU Swasta Oktober Ini

Selasa, 07 Oktober 2025 | 11:44:16 WIB
Pertamina Siap Pasok Base Fuel ke SPBU Swasta Oktober Ini

JAKARTA - Langkah strategis Pertamina dalam memperluas jangkauan distribusi bahan bakar minyak (BBM) siap memasuki babak baru. Setelah melalui proses negosiasi panjang, Pertamina Patra Niaga memastikan akan mulai mengirimkan kargo base fuel kepada sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta pada akhir Oktober 2025. 

Upaya ini menjadi bagian dari sinergi antara badan usaha milik negara (BUMN) dan sektor swasta untuk memperkuat pasokan energi nasional sekaligus memastikan stabilitas distribusi BBM di Indonesia.

Base fuel sendiri merupakan BBM yang belum dicampur zat aditif maupun pewarna, sehingga dapat diolah lebih lanjut oleh SPBU swasta sesuai spesifikasi dan racikan masing-masing perusahaan. Proses pencampuran ini menjadi pembeda utama antara produk akhir BBM yang dijual oleh setiap operator SPBU.

“Tahap akhir (dalam pembahasan) adalah pengiriman kargo (base fuel) yang sudah disepakati sekitar minggu ketiga Oktober,” ujar Pelaksana Jabatan Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun.

Tiga Perusahaan Swasta Sepakat Lanjutkan Kerja Sama

Pertamina menyebutkan bahwa dari lima badan usaha swasta yang diajak bekerja sama, tiga di antaranya telah menyepakati kelanjutan pembicaraan. Ketiga perusahaan tersebut adalah Vivo, BP-AKR, dan AKR. 

Kesepakatan ini tidak hanya mencakup aspek teknis, tetapi juga dituangkan dalam dokumen resmi yang menegaskan komitmen terhadap tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dan kepatuhan pada regulasi yang berlaku.

Para pihak juga telah menyampaikan kebutuhan komoditas masing-masing kepada Pertamina. Langkah berikutnya adalah Pertamina memberikan spesifikasi produk yang sesuai dengan standar yang diminta, termasuk melalui proses joint surveyor untuk memastikan kualitas base fuel.

“Apabila mereka setuju, maka akan dilaksanakan proses pengadaan komoditi tersebut,” tutur Roberth.

Pertamina nantinya akan mengumumkan pemenang pengadaan kepada SPBU swasta berdasarkan penawaran harga terbaik, volume kargo, dan penyedia kargo yang paling kompetitif. Jika semua pihak sepakat, pembahasan akan dilanjutkan ke ranah komersial dan joint inspection sebelum pengiriman dilakukan.

“Perlu ditekankan dan disepakati bahwa proses ini berjalan dengan kecepatan dari tiga badan usaha swasta tersebut karena pengiriman kargo dalam satu pengadaan yang sama tidak terpisah-pisah,” tambahnya.

Dua Perusahaan Masih Tunda Pembahasan

Meski demikian, tidak semua perusahaan langsung melangkah ke tahap final. ExxonMobil dan Shell Indonesia masih menunda kelanjutan kerja sama. 

Shell, misalnya, masih perlu melakukan koordinasi internal dengan kantor pusat terkait pemenuhan compliance vendor, sedangkan ExxonMobil berencana membahas kebutuhan BBM untuk periode November karena saat ini masih memiliki stok yang mencukupi.

“Shell masih perlu berkoordinasi dengan kantor pusatnya spesifik pemenuhan compliance vendor dan Exxon akan berdiskusi untuk kebutuhan November, karena masih memiliki stok,” ujar Roberth.

Kisah Mundurnya Vivo dan BP-AKR karena Kandungan Etanol

Sebelumnya, kerja sama pengadaan base fuel sempat menemui hambatan. Vivo dan BP-AKR, dua pemain utama SPBU swasta di Indonesia, awalnya telah menyatakan kesepakatan untuk membeli base fuel dari Pertamina. Bahkan, Vivo sempat menyampaikan rencana menyerap hingga 40.000 barel.

Namun, kedua perusahaan tersebut akhirnya membatalkan rencana pembelian. Menurut Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar, pembatalan ini terjadi karena kandungan etanol sebesar 3,5% dalam base fuel Pertamina.

“Setelah dua SPBU berdiskusi kembali dengan kami, Vivo membatalkan untuk melanjutkan dan akhirnya tidak disepakati,” ungkap Achmad dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (1/10).

Ia menambahkan bahwa BP-AKR yang semula sepakat pun akhirnya mengambil langkah serupa. Kendati demikian, Achmad menegaskan bahwa regulasi di Indonesia memperbolehkan kandungan etanol hingga 20% dalam BBM.

“Ini yang membuat teman-teman SPBU swasta tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut. Di mana konten itu sebetulnya masih masuk ambang yang diperkenankan oleh pemerintah,” jelasnya.

VIVO Buka Peluang Kerja Sama ke Depan

Meski kerja sama sempat batal, Direktur Vivo, Leonard Mamahit, menyatakan bahwa pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk kembali melanjutkan kolaborasi dengan Pertamina di masa mendatang. Menurutnya, pembatalan dilakukan murni karena alasan teknis yang tidak terpenuhi.

“Tapi terdapat beberapa hal teknis yang tidak bisa dipenuhi oleh Pertamina sehingga apa yang sudah kami minta itu dengan terpaksa dibatalkan,” ujar Leonard.

Ia menambahkan, jika ke depannya spesifikasi base fuel yang diminta dapat dipenuhi oleh Pertamina, maka Vivo terbuka untuk kembali bekerja sama.

Langkah Penting dalam Diversifikasi Pasar BBM

Kerja sama ini menjadi bagian dari strategi Pertamina dalam memperluas penetrasi pasar dan memastikan distribusi BBM tetap stabil di tengah dinamika industri energi global. 

Dengan menggandeng SPBU swasta, Pertamina tidak hanya memperluas jaringan penjualan tetapi juga menciptakan peluang bagi terciptanya persaingan sehat dalam industri bahan bakar nasional.

Selain itu, kolaborasi ini membuka ruang bagi inovasi di sektor hilir migas, di mana SPBU swasta dapat berkreasi dengan racikan dan aditifnya sendiri untuk menciptakan produk BBM dengan karakteristik yang unik. 

Hal ini berpotensi meningkatkan kualitas layanan sekaligus memberikan lebih banyak pilihan kepada konsumen.

Penutup: Sinergi Pemerintah dan Swasta Kunci Ketahanan Energi

Rencana pengiriman base fuel oleh Pertamina kepada SPBU swasta pada akhir Oktober 2025 bukan hanya sekadar transaksi bisnis. Ini merupakan langkah penting dalam memperkuat ekosistem energi nasional, memastikan ketersediaan pasokan, serta menciptakan iklim usaha yang lebih kompetitif dan kolaboratif.

Meski sejumlah kendala teknis masih harus diselesaikan, kesepakatan awal dengan tiga badan usaha menunjukkan bahwa kolaborasi BUMN dan swasta sangat mungkin dilakukan, selama komunikasi berjalan baik dan kebutuhan teknis masing-masing pihak dapat dipenuhi.

Dengan langkah ini, Pertamina berharap dapat memperkuat perannya tidak hanya sebagai pemasok utama energi nasional, tetapi juga sebagai mitra strategis bagi seluruh pelaku industri migas di Indonesia.

Terkini

Jadwal Simulasi TKA 2025 dan Link Soal Gratis

Selasa, 07 Oktober 2025 | 15:59:53 WIB

BPKH Buka Rekrutmen 2025, 11 Formasi Tersedia

Selasa, 07 Oktober 2025 | 15:59:49 WIB

PFN Rilis Film Romansa Budaya, Dukungan Gekrafs

Selasa, 07 Oktober 2025 | 15:32:40 WIB

Jawara Kustomfest 2025: Low Rider dan Shovelhead Gahar

Selasa, 07 Oktober 2025 | 15:32:39 WIB