Pengawasan Ketat Bulog Demi Jaminan Kualitas Beras Nasional

Jumat, 03 Oktober 2025 | 09:08:05 WIB
Pengawasan Ketat Bulog Demi Jaminan Kualitas Beras Nasional

JAKARTA - Badan Pangan Nasional terus memperketat pengawasan terhadap kualitas beras yang dikelola Perum Bulog. Langkah ini dilakukan dengan mengirimkan tim khusus untuk memeriksa gudang-gudang secara acak di berbagai daerah.

Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menegaskan bahwa beras yang disalurkan ke masyarakat harus berada dalam kondisi terbaik. Pemeriksaan lapangan yang dilakukan bukan hanya formalitas, melainkan bentuk tanggung jawab agar beras bantuan maupun beras program stabilisasi tetap layak konsumsi.

“Badan Pangan kirim tim ke Bulog untuk cek secara random. Apalagi, gudangnya ada 1.580,” ujar Arief dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 2 Oktober 2025.

Kualitas Beras Jadi Prioritas Utama

Menurut Arief, cadangan beras pemerintah (CBP) yang disimpan di gudang Bulog menjadi penopang penting dalam program pangan nasional. Karena itu, kualitasnya tidak boleh dikompromikan.

Ia menekankan, beras Bulog dipergunakan untuk dua kepentingan besar, yaitu bantuan pangan bagi masyarakat yang membutuhkan, serta program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Kedua program tersebut sangat bergantung pada mutu beras yang ada di gudang.

“Intinya, kalau beras yang dibagikan ke masyarakat harus bagus. Tidak boleh alasan apapun. Jadi, Badan Pangan Nasional menugaskan Bulog untuk menyalurkan bantuan pangan. Itu harus bagus. Lalu, pelaksanaan SPHP beras juga harus bagus. Tidak boleh ada yang kualitasnya jelek,” tegasnya.

Gudang Harus Terkontrol dan Aman

Arief menjelaskan bahwa di setiap gudang Bulog umumnya terdapat tiga jenis stok, yakni stok lama, stok baru, serta stok yang memerlukan perlakuan khusus. Semua jenis beras tersebut harus melewati pengecekan berlapis agar tidak ada yang sampai ke masyarakat dalam kondisi tidak layak.

“Tapi, kalau sampai ke customer harus bagus. Harus aman juga,” ucapnya.

Ia pun meminta jajaran Bulog, mulai dari direksi, pimpinan wilayah (pimwil), hingga pimpinan cabang (pimca), untuk bertanggung jawab penuh menjaga kualitas beras. Pengawasan dilakukan berjenjang agar setiap lini operasional berjalan sesuai aturan.

Tahapan Reproses untuk Menjaga Mutu

Salah satu langkah penting yang ditekankan Arief adalah adanya tahapan pemrosesan ulang atau reprocess terhadap beras yang memerlukan penanganan khusus.

“Saya sudah komunikasi sama teman-teman Bulog. Tidak boleh ada beras yang jelek yang sampai keluar. Tapi, kalau di gudang Bulog itu kan pasti ada yang perlu diproses, kan ada tahapannya. Tahapannya di reprocess dulu,” jelas Arief.

Dengan adanya proses ini, diharapkan seluruh stok yang akhirnya didistribusikan sudah dalam kondisi terbaik, baik untuk program bantuan maupun penjualan SPHP yang menyasar masyarakat umum dengan harga lebih terjangkau.

Stok Sebagai Penyangga Ketahanan Pangan

Lebih jauh, Arief menilai bahwa stok Bulog memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas pangan nasional. Pasalnya, produksi beras dan kebutuhan masyarakat seringkali tidak seimbang sepanjang tahun.

Ia mengingatkan bahwa pada periode November 2025 hingga Februari 2026, produksi beras diperkirakan akan menurun dibanding bulan-bulan sebelumnya. Kondisi ini dapat menimbulkan tekanan pada harga jika tidak diantisipasi sejak awal.

Pada saat itulah, stok Bulog menjadi penyangga penting. Beras cadangan dapat dilepas ke pasar untuk menutup kekurangan pasokan, sekaligus mencegah lonjakan harga yang merugikan masyarakat.

“Dan, saya juga wanti-wanti. Jangan sampai stok ini tidak keluar, karena nanti di bulan Maret, April, waktunya menyerap panen hasil produksi dalam negeri,” kata Arief.

Target Penyaluran SPHP Harus Tercapai

Selain mengamankan kualitas, Arief menekankan pentingnya percepatan penyaluran beras SPHP. Program ini menjadi salah satu instrumen utama pemerintah dalam menjaga harga beras tetap stabil di pasar.

“Pokoknya target penyaluran SPHP 1,3 juta ton harus diselesaikan. Masih sekitar 1 juta ton lagi sampai Desember 2025. Realisasi SPHP hari ini dari awal tahun sudah 422 ribu ton,” paparnya.

Dengan capaian itu, ia optimistis target bisa diraih, asalkan seluruh jajaran Bulog bekerja maksimal dan terus menjaga mutu setiap beras yang disalurkan.

Menjaga Kepercayaan Masyarakat

Lebih dari sekadar distribusi, kualitas beras Bulog juga berkaitan erat dengan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Bantuan pangan dan program SPHP akan efektif apabila masyarakat benar-benar menerima beras yang layak konsumsi.

Oleh karena itu, Arief tidak henti-hentinya menekankan agar tidak ada celah bagi beras berkualitas rendah masuk ke rantai distribusi. Setiap tahapan mulai dari penyimpanan, pengecekan, pemrosesan ulang, hingga penyaluran harus dilakukan secara disiplin.

Beras Bulog, tegasnya, tidak hanya berfungsi sebagai komoditas pangan, tetapi juga simbol hadirnya negara dalam menjamin kebutuhan dasar rakyat.

Kualitas Adalah Kunci Ketahanan

Langkah Badan Pangan Nasional mengirimkan tim pemeriksa ke ribuan gudang Bulog menegaskan satu hal: kualitas beras adalah kunci ketahanan pangan.

Di tengah ancaman ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi, stok Bulog menjadi penyelamat. Namun, stok itu hanya akan berguna jika mutunya benar-benar terjaga.

Dengan pengawasan ketat, tahapan reprocess, serta komitmen menyalurkan 1,3 juta ton beras SPHP hingga akhir tahun, pemerintah berharap kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi dengan harga stabil dan kualitas yang baik.

Transformasi tata kelola ini menjadi fondasi penting agar beras Bulog terus hadir sebagai penopang kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Terkini