JAKARTA - Pemeriksaan kesehatan reproduksi adalah langkah penting yang perlu dilakukan setiap perempuan setidaknya setahun sekali untuk memastikan kesehatan organ reproduksi mereka dalam kondisi yang baik. Pemeriksaan ini juga membantu deteksi dini berbagai masalah kesehatan yang mungkin tidak terlihat, seperti kanker serviks, infeksi, atau gangguan hormonal. Agar hasil pemeriksaan lebih akurat dan optimal, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan cek kesehatan reproduksi.
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Chakti Ari Swastika, Sp.OG, yang bertugas di RS Siloam Mampang, memberikan penjelasan mendalam mengenai empat hal penting yang sebaiknya disiapkan perempuan sebelum menjalani pemeriksaan kesehatan reproduksi. Berikut adalah penjelasan lengkap yang perlu diperhatikan agar pemeriksaan berjalan lancar dan memberikan hasil yang tepat.
1. Catat Siklus Menstruasi dengan Teliti
Salah satu langkah awal yang perlu dilakukan sebelum menjalani pemeriksaan kesehatan reproduksi adalah mencatat siklus menstruasi. Data ini akan sangat membantu dokter dalam menganalisis kondisi kesehatan reproduksi seorang perempuan. Menurut dr. Chakti, mencatat siklus menstruasi secara detail dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pola haid, yang sangat penting untuk menentukan kondisi hormon, ovulasi, dan gangguan kesehatan tertentu yang mungkin terjadi.
“Tolong dicatat siklus haid bulanannya. Sekarang sudah ada aplikasi yang membantu catat siklus menstruasi, jadi bisa ditunjukkan ke dokter aplikasinya,” ujar dr. Chakti dalam acara Kartini Kini 2025.
Dengan memanfaatkan aplikasi pencatat siklus menstruasi, perempuan dapat memantau jadwal menstruasi, durasi, dan intensitas darah yang keluar. Hal ini akan mempermudah dokter dalam mendiagnosis apakah siklus menstruasi perempuan tersebut tergolong normal atau ada tanda-tanda gangguan kesehatan yang perlu diwaspadai.
2. Kenali Faktor Risiko Kesehatan Reproduksi
Faktor risiko kesehatan reproduksi sangat penting untuk diketahui sebelum melakukan pemeriksaan. Biasanya, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai gaya hidup, riwayat kesehatan pasangan, serta riwayat penyakit dalam keluarga yang berpotensi mempengaruhi kesehatan reproduksi. Faktor-faktor ini termasuk apakah seseorang memiliki riwayat penyakit reproduksi, seperti endometriosis, fibroid rahim, atau infeksi menular seksual (IMS), serta apakah ada faktor genetik yang mungkin menurun dari orang tua atau pasangan.
“Ketahui riwayat kesehatan reproduksi keluarga dan pasangan. Ini penting karena faktor genetik dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi perempuan,” jelas dr. Chakti.
Mengetahui faktor risiko ini memungkinkan perempuan untuk lebih waspada terhadap potensi masalah kesehatan yang mungkin muncul. Jika ada riwayat penyakit reproduksi dalam keluarga, dokter akan lebih berhati-hati dan melakukan pemeriksaan yang lebih mendalam.
3. Sesuaikan Persiapan dengan Jenis Pemeriksaan yang Akan Dilakukan
Tidak semua jenis pemeriksaan kesehatan reproduksi memerlukan persiapan yang sama. Setiap prosedur pemeriksaan memiliki aturan dan pantangan tersendiri yang harus diperhatikan oleh pasien. Sebagai contoh, untuk pemeriksaan Papsmear, salah satu tes penting untuk mendeteksi kanker serviks, pasien disarankan untuk tidak menjalani tes saat sedang menstruasi. Selain itu, hubungan seksual sebaiknya dihindari minimal dua hari sebelum tes Papsmear dilakukan.
“Misalnya untuk pemeriksaan Papsmear tidak boleh saat haid dan hindari berhubungan seksual selama 2 hari terakhir,” jelas dr. Chakti.
Sebelum menjalani jenis pemeriksaan apapun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan mengenai pantangan atau persiapan lainnya yang perlu dilakukan. Hal ini akan memastikan hasil pemeriksaan lebih akurat, karena faktor-faktor tertentu seperti infeksi atau perubahan hormon yang terjadi selama haid dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan kesehatan reproduksi.
4. Siapkan Asuransi atau BPJS Kesehatan
Pemeriksaan kesehatan reproduksi, terutama jika melibatkan prosedur medis tertentu seperti ultrasonografi (USG) atau biopsi serviks, sering kali memerlukan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mempersiapkan asuransi kesehatan atau memanfaatkan program BPJS Kesehatan agar pemeriksaan bisa dilakukan dengan lebih mudah dan terjangkau.
“Pemeriksaan kesehatan reproduksi ini memang tidak murah, jadi sebaiknya dipersiapkan asuransi atau BPJS yang bisa menanggung tindakan tersebut,” kata dr. Chakti.
Memiliki asuransi kesehatan atau BPJS akan mempermudah pasien dalam menanggung biaya pemeriksaan rutin, sehingga dapat melakukannya secara konsisten setiap tahunnya tanpa merasa terbebani secara finansial. Dengan demikian, pemeriksaan kesehatan reproduksi dapat dilakukan secara berkala, yang sangat penting untuk mendeteksi dini masalah kesehatan yang mungkin tidak terdeteksi sebelumnya.
Manfaat Rutin Memeriksa Kesehatan Reproduksi
Penting untuk diketahui bahwa memeriksakan kesehatan reproduksi secara rutin memberikan banyak manfaat bagi perempuan. Selain memastikan organ reproduksi dalam kondisi sehat, pemeriksaan ini juga dapat membantu deteksi dini berbagai masalah kesehatan, seperti kanker serviks, fibroid, atau penyakit menular seksual. Selain itu, pemeriksaan rutin juga membantu perempuan untuk merencanakan kehamilan dengan lebih baik dan mendeteksi potensi masalah kesuburan sejak dini.
“Pemeriksaan kesehatan reproduksi sangat penting, terutama untuk perempuan yang ingin merencanakan kehamilan atau menjaga kesehatan tubuh secara umum. Deteksi dini memungkinkan pengobatan lebih cepat dan mencegah masalah yang lebih serius,” tambah dr. Chakti.
Persiapkan Diri untuk Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi yang Optimal
Melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi setidaknya setahun sekali adalah langkah yang sangat penting bagi setiap perempuan. Untuk memaksimalkan hasil pemeriksaan dan memastikan bahwa prosesnya berjalan lancar, penting untuk mempersiapkan diri dengan baik. Mulai dari mencatat siklus menstruasi dengan teliti, mengenali faktor risiko kesehatan, menyesuaikan persiapan dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan, hingga menyiapkan asuransi atau BPJS untuk menanggung biaya pemeriksaan.
Dengan persiapan yang matang, perempuan dapat menjalani pemeriksaan kesehatan reproduksi secara rutin dengan lebih mudah, serta memastikan bahwa kesehatan organ reproduksi mereka tetap terjaga. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai cara mempersiapkan pemeriksaan kesehatan reproduksi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
“Kesehatan reproduksi adalah investasi untuk masa depan yang sehat. Mulailah memeriksakan diri secara rutin dan pastikan tubuh Anda tetap dalam kondisi prima,” tutup dr. Chakti.